Berdiri kiri ( Dian Fitriani-Fakultas Ekonomi
Manajemen IPB), Fitri Mei Lestari ( D3 LP3I dan Extensi Sangga Buana juga
sebagai karyawan di perusahaan swasta), Teteh Saodah ( Staff administrasi
Lp3i), Titih Mardiah ( D3 LP3I dan Extensi Sangga Buana juga sebagai karyawan
di perusahaan swasta), Enung Mulyati bersama anak Silvi ( Lulusan SMK di
Cianjur dan Sebagai Ibu rumah tangga yang baik), Ujung kanan_ Ai Nurhasanah (
Karyawan di Garment Ci Anjur). Duduk sebelah Kiri_ Ai nurasiah Zakiah (
Mahasiswi Komunikasi IPB), tengah_ Ir. H Srijanto Prono ( Kepala PSAA Fajar
Harapan), dan Neni yapitri ( D3 LP3i dan sebagai karyawan di Tribun Jabar)
Setelah kurang lebih 3 tahun terpisah, di bulan
februari 2012 ini menjadikan momentum terindah bagi kami kembali bersatu. Kami
datang dengan wajah yang berbeda, wajah yang penuh percaya diri dan kebanggaan.
Cerita pun mengalir begitu ringan, bercengkrama dan bertukar cerita. Sayangnya,
tidak semua dari kami bisa hadir. Ini adalah kali pertama dan awal dari karir
dan perubahan kami.
Dulu kami seperti kerdil, sekumpulan orang yang
berjuang untuk hidup. Tak pernah kami berani membusungkan dada, memusatkan
pandangan dan mengangkat dagu saat berjalan. Kami tertunduk lesu, dan menerima
keadaan. Namun, saat kami tumbuh,penerimaan mereka yang tidak wajar menjadi
tamparan keras dan bangun. Kini kami kembali, dalam suasana yang baru, mereka
melihatnya seperti takjub, dan tidak percaya. Kami tidak lagi hanya berjalan
dibelakang, mulai sejajar bahkan sedikit lebih maju. Terimakasih kami pada
lingkungan yang telah membantu menemukan jati diri kami, hingga sampai pada
pertanyaan WHO AM I?? Kami memang tidak berteman, dan kami pun tidak diterima.
Kami dikasihani, namun karenanya kini kami sangat tahu artinya member. Kami
dicemoohkan, namum karena kami tahu arti sebuah pujian. Kami memang sampah,
tapi kini telah didaur ulang menjadi sampah yang unik dan berguna.
Tekanan itu memang berat, kami melaluinya dengan
hebat. Kami tak punya cerita remaja dengan pemberontakan yang hebat,kami tak
pernah menginginkan apapun seperti yang mereka miliki, karena kami sadar kami
bukan siapa-siapa dan tidak ada apa-apa. Kami hanya punya cerita tentang
bagaimana kami dianggap kotor, bagaimana kami dianggap malas, dan bagaimana
kami diadu dombakan.
Lihat kami sekarang, menganggap wajar jika harus
sombong. Kami datang untuk pembuktian bahwa kami bisa, kami hebat dan kami sang
juara. Persaudaraan tanpa darah, kekuatan persahabatan, besarnya tekanan,
kuatnya dukungan membuat kami kuat,kuat dan semakin kuat. Inilah kami generasi
pertama FAJAR HARAPAN. Kami ingin, mereka yang lemah menjadi kuat, mereka yang
tak berdaya menjadi berdaya, mereka yang takut menjadi berani.
Kami hanya pernah bermimpi, tapi kami mencoba
mendesain mimpi itu secara terus menerus dan kami ingin terus bermimpi.
Kekuatan itu ada dalam diri kami untuk membangun mimpi yang sempurna.
0 komentar:
Posting Komentar