Minggu, 12 Januari 2014

Kasus Kemenangan Jokowi - Ahok

Share & Comment

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta tahun 2012 yang dimenangkan oleh pasangan Jokowi-Ahok mungkin bisa dijadikan salah satu tonggak penting dalam memaknai nilai ahklak/ moral dan Agama.

Pilkada adalah peristiwa politik. Berdasarkan analisis sebagian besar pengamat ahli dalam bidang ini Pilkada akan dimenangkan oleh pasangan calon yang didukung oleh mayoritas kekuatanpolitik daerah pemilihan. Dengan asumsi ini, pasangan Fauzi Bowo–Nachrowi yang mengusung “tema Islami” diprediksi kuat akan memenangkan Pilkada, karena didukung oleh mayoritas suara DPRD DKI Jakarta yang didominasi oleh partai-partai bernuansa Islami.
Dalam pertarungan melewati dua ronde, ternyata pasangan Jokowi–Ahokyang didukung oleh minoritas suara DPRD yaitu dua Partai Nasionalis yang “sekuler”, menang cukup meyakinkan, dengan beda suara kemenangan diatas 5 %. Suatu kemenangan yang nyata signifikan.
Sepertinya kepercayaan rakyat Jakarta kepada Partai Politik mulai meluntur, dan tumpuan harapan mereka bergeser  ke pasangan calon dengan rekam jejak(trackrecord) yang menjanjikan, bukan teori tapi bukti di lapangan. Calon dengan rekam jejak mengedepankan kepentingan rakyat, dengan kepribadian amanah, berakhlak mulia (alahklak alkarimah), pokoknya akhlak yang Islami, jenis ini yang diminati rakyat.

            “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesama manusia" (HR.               Thabrani dalam Al-Ausath)

            “ Dan sesungguhnya telah Kami tulis di Zabur sesudah Lauhul Mahfuz, bahwa                  sesungguhnya  bumi ini akan diwarisi oleh hamba–hamba_ Ku yang sholeh (baik)   (QS. Al-Anbiyaa/21:105).

Dari peristiwa Pilkada Jakarta 2012 ini dan belajar isi hadits Rasulullah Saw. serta firman Allah SWT. dalam surat Al-Anbiyaa/21:105 tersebut, kita bisa mengerti mengapa Partai Politik Isam kurang menarik menjadi pilihan rakyat. Bukan rakyatnya yang anti Islam, tetapi sepertinya rekam jejak (trackrecord) Partai Islam dan para tokoh-tokohnya kurang berpredikat sebagai penyandang akhlak Islami, suatu akhlak mulia yang lebih mengedepankan kepentingan rakyat banyak daripada kepentingan diri sendiri. Dan akhlak Islami ini bisa muncul dari tokoh–tokoh berbagai kalangan dan faham. Kekentalan aktipitas ibadah mahdhah dari para aktipis politik Islam ternyata belum tentu mampu memunculkan ahklak Islami dambaan para pemilih. Benarkah ?

            “Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan ahklak” (HR. Ahmad,          Baihaki dan Malik)
Tags:

Ditulis Oleh

Panti Asuhan Fajar Harapan bandung adalah salah satu dari sedikit panti asuhan bandung yang secara fungsional mengantarkan anak asuhnya bukan hanya sekedar tamat SLTA ditambah keterampilan, tetapi mendorong anak asuh melanjutkan pendidikan kejalur Politeknik D3, atau S1 jalur PMDK, untuk menambah daya saing dalam pasar kerja.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Kenapa memilih Fajar Harapan ??

" Fajar Harapan adalah satu-satunya panti asuhan yang mengantarkan anak asuhnya tidak hanya sampai dengan SMA, tetapi juga di berikan kursus lifeskill dan di kuliahkan. "
Copyright © PSAA fajar harapan | Designed by arif sukmana